Skip to main content

REAL (chap 6)

Empat hari berlalu sejak upacara pengusiran setan yang gagal itu. Leherku mulai terlihat dan terasa lebih baik. Bekas itu masih ada, namun secara fisik aku merasa lebih baik. Demamku ini sudah turun dan aku tak punya banyak hal untuk kukeluhkan sejak rasa sakit ini mulai berkurang. Namun kelainannya kini tidak pada tubuhku. Mentalku menurun secara drastis. Entah apakah itu siang atau malam, aku selalu khawatir bahwa hantu itu akan menampakkan diri lagi. Aku tak bisa tidur saat malam dan aku bahkan tak berselera makan. Aku selalu memeriksa apakah ada yang aneh di sekitarku. Aku tak punya waktu untuk merasa lelah ataupun lapar. Setelah sepuluh hari, aku memperhatikan bahwa wajahku mulai terlihat berbeda. Aku bahkan hampir tak mengenali wajahku sendiri di cermin. Kondisi mentalku yang melorot sangat terpancar dari wajah dan penampilanku. Aku benar-benar tak tahan lagi. Jelas, dalam kondisiku seperti saat ini, aku sudah tak ingin lagi berurusan dengan "dunia normal". Orang tuaku menghubungi perusahaan dimana aku bekerja di Tokyo dan mengatakan pada mereka bahwa aku berhenti. Saat mereka menelepon, aku melihat mereka menatapku dengan aneh. Entah, mungkin saja bosku marah mendengarnya dan mulai mengatakan hal-hal yang tidak-tidak tentang kelakuanku di tempat kerja. Aku merasa takut dengan apapun., bahkan gerakan batang pohon persik yang ada di luar jendelaku, mengayun ke depan ke belakang, membuatku sangat ketakutan. Kapanpun aku melihat sesuatu di sudut mataku, aku selalu bertanya apakah gerakannya maju dan mundur? Masih dua minggu lagi sebelum Miss Akagi bisa menemuiku, dan aku mulai tak sabar. Itu sangat terlalu lama, apalagi dengan kondisiku yang takut setengah mati ini. Suatu hari, orang tuaku secara mengejutkan membawaku keluar dan memaksaku masuk ke dalam mobil. Mereka hendak membawaku ke suatu tempat. "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja." kata ayahku sepanjang perjalanan. Ibuku, yang duduk di kursi belakang bersamaku, memijat bahuku dengan lembut. Aku tak ingat kapan beliau terakhir melakukannya, pasti sudah bertahun-tahun yang lalu. Aku tak tahu berapa lama waktu yang berlalu, namun pada suatu titik matahari terbenam dan bulan mengambil alih tahtanya dilangit, berpendar bersama bintang-bintang. Walaupun aku sudah berumur lebih dari 20 tahun, aku tertidur di pangkuan ibuku. Ini pertama kalinya aku dapat tertidur nyentak setelah berhari-hari. Ketika aku terbangun, matahari telah naik dan aku merasa segar. Orang tuaku mengatakan bahwa satu setengah hari telah berlalu sejak kami naik ke dalam mobil ini. Aku merasakan bahwa aku mungkin takkan pernah tertidur senyenyak seperti semalam. Aku menatap keluar dan tersadar, tempat ini sepertinya tempat ini tak asing bagiku.Sedikit demi sedikit, aku mulai mengingat tempat ini. Aku cukup yakin kami berada di Nagasaki setelah aku melihat sebuah kereta api melintas, pemandangan yang biasa kulihat saat aku kecil saat diajak berkunjung ke rumah kakek nenekku. Aku cukup terkejut orang tuaku membawaku sejauh ini. Aku berasumsi bahwa tak mungkin membawaku naik kereta ataupun pesawat, sehingga mereka memilih membawaku dengan mobil. Mereka mengaku bahwa mereka berhenti beberapa kali sepanjang jalan untuk beristirahat, namun tetap saja ayahku tak mendapat tidur yang cukup. Ibuku tak ingin aku khawatir, karena itu dia tetap memangkuku tidur untuk membuatku tenang. Aku pikir aku takkan mampu membalas semua yang telah mereka lakukan selama dua hari terakhir ini. Kakek nenekku tinggal di wilayah yang bernama Yanagawa. Ketika kami tiba, kami berhenti di kaki sebuah bukit dan orang tuaku keluar dari mobil untuk berbicara dengan kakek-nenekku sebelum mereka membawaku. Mereka tinggal di atas bukit itu dan engkau perlu menapaki anak tangga dari batu untuk mencapai rumah mereka. Orang tuaku hanya ingin menaruh beberapa barang bawaan kami dan menjemput kakek-nenekku sebelum kami pergi menemui Miss Akagi. Aku tahu kondisiku cukup buruk ketika orang tuaku menolah bantuanku untuk membawa barang bawaan kami. Namun tetap saja, berada jauh dari Tokyo dan Saitama, dimana aku mengalami semua pengalaman mengerikan itu, membuatku merasa santai.
Ketika aku menunggu mereka di dalam mobil, aku hanya duduk menyilangkan kakiku dan menatap keluar. Tiba-tiba saja leherku kembali terasa sakit. Rasa sakitnya amat tajam di sepanjang lingkaran di leherku. Intensitasnya yang luar biasa membuat rasa sakit yang dulu kurasakan seperti gelitikan. Tanpa berpikir, tanganku segera meraba luka di leherku tersebut dan aku merasa shock ketika menyadari bahwa luka itu basah. Ketika aku menarik jari-jariku, aku melihat mereka berlumuran darah.Melihat darah itu mengalir turun dan menetes dari jemariku membuatku tersadar bahwa kenyataan ini terjadi lagi. Tali yang seakan-akan mencekik leherku ini semakin erat dan mungkin, tak lama lagi semuanya akan berakhir. Air mataku mengalir di pipiku ketika aku menyadari bahwa aku tak lagi sanggup menghadapinya. Mungkin sulit bagi kalian untuk memahami apa yang kurasakan saat itu, namun bayangkan jika semua hal buruk ini terus terjadi dan terjadi dalam hidupmu. Setiap kali aku merasa lebih baik, hal yang lebih buruk justru datang. Aku tersungkur dalam depresi karena aku tak mampu melihat ada jalan keluar dari semua ini. Fakta bahwa tiap kali aku mencoba memperbaiki keadaan, justru keadaan itu malah bertambah buruk, membuat jiwaku serasa remuk redam. "Apa gunanya semua ini! Biarkan saja aku mati!" aku mengigau di tengah tangisanku. Keputusasaanku kini justru bertambah semakin dalam,hanya beberapa detik setelah tadi aku merasa harapanku terangkat oleh tindakan orang tuaku membawaku ke sini. Ketika orang tuaku kembali ke mobil bersama kakek-nenekku, aku mulai panik. Aku duduk di kursi belakang dengan darah menetes dari leherku dan air mata mengalir di wajahku.
"Apa yang terjadi?" "Katakan sesuatu, Nak?" "A .. aku sudah tak kuat lagi..." "Tomohiko, kumohon sadarlah!" Semuanya berbicara bersamaan dan segalanya terasa terlalu berat bagiku. Aku mulai merasa marah dan akhirnya aku meledak."TUTUP MULUT KALIAN! DIAAAAAM!!!"

Comments

Popular posts from this blog

Kangen Ibu

Malam ini adalah malam hari raya Idul Adha. Takbir bergema dimana-mana termasuk masjid depan rumah. Semua terlihat ramai, bergembira menyambutnya. Temen-temen banyak pulang kampung juga karena liburan yang lumayan lama sabtu-senin, mayanlah 3 hari. Merasakan hangatnya berkumpul dengan keluarga mereka. Entah kenapa malam ini gema takbir membuatku kangen dengan almh.ibu.. ibu sudah kembali ke tempat Allah yang kuharap adalah tempat terindah di sisi-Nya. Beliau meninggal tepat dibulan September 2012, dibulan yang sama dengan sekarang yaitu September 2016. 4 tahun sudah hariku tanpa beliau. Ibu adalah wanita terhebat yang ada dalam hidupku. Wanita tegar, sahabat, wanita tercantik, chef terhebat, guru terbaik untukku. Aku rindu bau masakkanmu yang selalu tercium sedap dari halaman depan rumah setiap pulang sekolah buk.. Rindu tidur dipelukkanmu, rindu usapan tanganmu dikepalaku, rindu mie instan buatan ibu khas untuk sarapanku yang entah kenapa selalu terasa istimewa dilidahku. Ibu

Orang Terdekatku

Hari ini aku ingin memperkenalkan keluarga keduaku. Mereka saudari, sahabat, rekan kerja dan teman saya tercinta. Kami yang disatukan oleh takdir Allah. saling mengingatkan dalam semua hal kebaikkan, mengingatkan sholat, saling berbagi susah, senang, sandaran, makanan, minuman, uang, bahkan sandal. Saling bantu pekerjaan, tidur, PKUZ ulangi inputan bareng-bareng, melakukan hal gila bersama. :) Diatas ada mbak Amel, dia sudahku anggap seperti saudariku sendiri, kakak perempuanku. Orangnya baik, islamnya kaffah, anaknya rame. Dia sendiri temen MTS nya suamiku. Dia dikantor bagian faktur. Kami setiap bulan rutin melakukan perjalanan keluar kota bersama sampai sampai tak jarang kami harus kesasar bareng. Dia juga sering membantuku jika ada masalah di program komputer. Jalan-jalan bareng, cari-cari masjid yang bagus berdua. Kemudian, disini ada khanifatul atau ifa, dia bagian kasir. Dia anaknya asik. Seneng jajan, apalagi waktu kami ke bank. Tiada hari tanpa yang namanya jajan.. Entah itu s

Pengalaman Ruqiah Mandiri

https://m.youtube.com/watch?v=uvTzEOohK2E Diatas adalah link download ruqiah mandiri 7 menit bersama ustd. Adam Amrullah. Saya mau bercerita sedikit tentang pengalaman saya mencoba ruqiah mandiri. biasanya dikantor jam sore setelah sholat ashar itu agak santai buat kami.(saya, amel& ifa). Iseng-iseng mbak amel menunjukkan video yang ditandai suaminya lewat facebook, mungkin gara-gara saya beberapa bulan ini lagi cari-cari info masjid di semarang yang ngadain ruqiah masal tapi gak nemu-nemu, jadinya saya langsung tertarik melihat video yang ditunjukkan, maka bersiaplah kami menonton video tersebut. Ada mbak ifa sebelah kiri, ditengah mbak amel dan saya di samping kanan mereka. Kami ndeprok/duduk dilantai seketika dengan menyiapkan plastik jikalau sampai kami tiba-tiba muntah.(karena baru dengar pengarahannya saja saya sudah merasakan pusing). Pertama ada pengarahan singkat dari ustd.Adam, seperti mengusap-usap perut dan dada saat pembacaan ayat suci dengan khusyuk, kemudi