Aku membuka surat lain itu, yang ditandatangani oleh Miss Akagi. Ada dua lembar kertas dalam surat itu. Aku kemudian membacanya.
Tomohiko,
Maaf tidak menulis kepadamu sesegera mungkin. Ini Akagi, kau mengenali tulisanku kan? Sudah cukup lama semenjak semua kejadian itu, bukan? Apakah kau masih baik-baik saja? Aku harap kau sudah melepaskan ketakutanmu seluruhnya.
Ketika kamu tiba di rumahku, aku merasa takut. Aku tak mampu menangani roh yang kamu bawa bersamamu. Ia terlalu kuat untukku. Namun kau saat itu sangat ketakutan, aku sangat mengingatnya. Karena itulah aku mengatakan pada diriku sendiri untuk memberanikan diriku. Jika aku jujur, saat itu aku tak tahu bisa menolongmu atau tidak. Aku pikir kita saat itu sedang beruntung.Bagaimana waktumu yang kauhabiskan di kuil? Kuharap kau mampu beristirahat selama di sana. Setiap kali aku kembali untuk mengunjungimu, aku selalu mengatakan kau belum bisa pulang. Apa kau ingat itu? Aku tahu jika kau melakukannya, sesuatu yang buruk akan terjadi kepadaku. Aku tahu pasti sangat membosankan bagi anak muda sepertimu,namun aku tak bisa membiarkanmu pulang jika itu berarti akan membahayakan jiwamu. Aku berdoa untukmu setiap hari, namun ia tak pernah pergi dari sisimu. Namun aku pikir kau aman sekarang. Aku menduga ia pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Namun Tomohiko,
jika sesuatu terjadi padamu, segeralah kembali ke kuil. Di sana kau bisa menjadi lebih kuat. Kau tahu itu. Dan ia takkan mampu menyakitimu di sana. Aku hanya bisa berpesan kepadamu, jika kamu merasa kehilangan arah, berpalinglah ke arah Tuhan. Ketika yang kau miliki tinggallah rasa sakit, maka serahkanlah dirimu kepada-Nya. Bukannya aku menginginkan hal-hal buruk terjadi padamu, tidak. Namun jika ini semua ternyata belumlah usai, akan ada banyak kesulitan menanti di depanmu. Kau bertemu banyak orang di kuil, bukan? Makhluk-makhluk yang sangat jahat akan mencoba menyakitimu seperti cara mereka menyakiti orang-orang itu. Mereka takkan pernah melepaskanmu. Mereka merasakan kenikmatan ketika melihat manusia menderita. Walaupun sangat pedih bagiku untuk mengakuinya, namun ada kasus-kasus dimana kami tak berdaya untuk menolong sang korban. Kami ingin menolong mereka, sangat ingin, namun kadangkala semua itu berada di luar batas kemampuan kami. Aku ingin menolongmu, lebih daripada yang lain, Tomohiko. Aku melakukan semua yang aku bisa, tapi waktuku tak panjang lagi. Aku sudah tak bisa lagi merasakan kehadirannya, namun jangan biarkan itu membuatmu lengah. Ia mungkin sedang menunggu waktu yang tepat, dimana kau rapuh, untuk kembali menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Selalu, waspadalah dengan sekitarmu dan jauhi tempat-tempat yang angker, mengerti!
Percayalah padaku akan hal ini! Maafkan aku telah berbohong kepadamu. Aku tahu sangat egois untuk mengatakan semua ini kepadamu setelah aku tiada. Namun selama sisa waktuku, aku akan terus mendoakanmu. Dan jangan pernah kehilangan imanmu pada Tuhan. Jangan pernah!
Tanganku bergetar ketika aku membacanya. Aku mulai merasa mulai dan berkeringat dingin. Jantungku berdetak amat kencang. Apa yang harus kulakukan? Kupikir aku sudah bebas, namun menurut surat ini.... Tiba-tiba aku merasa sedang diawasi. Tapi kemana aku bisa lari? Jikapun aku bersembunyi, bukankah tidak sulit bagi makhluk itu untuk tiba-tiba muncul di hadapanku? Sekali benih keraguan telah ditabur, maka ia akan bersemi. Tidak ada lagi yang dapat kupercaya. Apakah Miss Akagi disakiti oleh makhluk ini? Apakah ini alasan kenapa ia meninggalkan surat ini, untuk memperingatkanku? Apakah semuanya akan kembali seperti semula? Miss Akagi kukuh berbohong hingga akhir hayatnya. Seberapa burukkah ini sampai dia terus menyimpan kenyataan ini hingga napas terakhirnya? Aku tahu banyak orang beranggapan bahwa bertemu hantu itu "keren" atau bahkan konyol. Namun, seperti yang kusampaikan di awal kisahku ini, bahwa semuanya tak telihat seperti di film-film. Mengalami kerasukan atau diikuti oleh sesuatu yang bukan berasal dari dunia ini bukanlah sesuatu yang bisa ditertawakan. Ini bukanlah lelucon. Karena itulah kau tak boleh lengah sedikitpun. Tanganku masih bergetar dan aku tersadar, masih ada satu lembar surat lagi yang belum aku baca. Masih ada satu rahasia lagi. Akupun membaca lembar kedua tersebut.
Dan terakhir, ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu. Ini berada jauh di luar pemahamanku, namun aku pikir kau harus mengetahuinya. Aku tak mengerti dengan sisi psikologis seperti aku mendalami sisi spiritual. Namun ada hal yang harus kau tahu tentang dirimu, sebab aku yakin kau sendiri pasti belum pernah menyadarinya. Orang tuamu mengatakan hal-hal ini kepadaku sebelum kau datang. Mereka sangat khawatir denganmu dan berpikir bahwa mungkin ini alasan kamu mengalami semua ini. Aku ragu akan hal itu, namun mungkin saja itu semua ada kaitannya.
Aku pernah mengatakan bahwa kamu lemah, Tomohiko, dan kamu mungkin tak menyadarinya. Bukan lemah dalam sisi fisik, namun di dalam jiwamu ... ada sesuatu yang kosong dalam dirimu. Entahlah, mungkin engkau kesepian tinggal jauh bersama orangtuamu tanpa ada banyak teman yang bisa kau ajak bicara. Mungkin karena pekerjaanmu, mungkin karena sekolahmu yang berat, atau mungkin karena alasan yang jauh lebih sederhana, karena kau dibesarkan sebagai anak tunggal. Karena itulah kau mungkin membayangkan hal-hal yang sebenarnya tak ada untuk mengisi kekosongan itu. Bukan makhluk itu yang aku maksudkan. Ia bukan sekedar imajinasimu, aku sendiri bisa melihatnya. Namun mungkin alasan kenapa ia bisa merasukimu, karena sisi lain dirimu ini.Mungkin harus kuperjelas. Kau mengatakan memiliki sahabat bernama Ogawa. Namun ketika ibumu menelepon kantormu untuk menyampaikan pengunduran dirimu, bosmu dan rekan-rekan sekerjamu mengatakan hal yang tak mereka duga. Kata mereka, engkau sering berbuat aneh di kantormu. Kau sering berbicara sendiri saat makan siang dan menanyakan pria bernama Ogawa, yang mereka sendiri tak kenal. Kau mengaku bahwa Ogawa yang membawa Hayashi ke rumahmu, namun kenyataannya orang tuamu mengatakan bahwa Hayashi datang sendirian malam itu karena kau sendiri yang memanggilnya. Beberapa hari setelah kau pulang, kau menyambut seseorang di pintu. Seseorang yang orang tuamu tak bisa lihat, namun kau tetap bercakap-cakap dan bercanda dengannya. Orang tuamu hanya mengikuti permainanmu, menganggap bahwa Ogawa itu ada, bahkan mengatakan bahwa ia sesekali mengunjungi rumah. Semua itu hanya agar kau tak kehilangan kewarasanmu. Namun aku harus jujur kepadamu, sebab mungkinjika kau sadar akan semua ini, maka kau bisa mencoba lebih tegar dalam menghadapi hidupmu. Tomohiko, kaulah Ogawa.
TAMAT
Tomohiko,
Maaf tidak menulis kepadamu sesegera mungkin. Ini Akagi, kau mengenali tulisanku kan? Sudah cukup lama semenjak semua kejadian itu, bukan? Apakah kau masih baik-baik saja? Aku harap kau sudah melepaskan ketakutanmu seluruhnya.
Ketika kamu tiba di rumahku, aku merasa takut. Aku tak mampu menangani roh yang kamu bawa bersamamu. Ia terlalu kuat untukku. Namun kau saat itu sangat ketakutan, aku sangat mengingatnya. Karena itulah aku mengatakan pada diriku sendiri untuk memberanikan diriku. Jika aku jujur, saat itu aku tak tahu bisa menolongmu atau tidak. Aku pikir kita saat itu sedang beruntung.Bagaimana waktumu yang kauhabiskan di kuil? Kuharap kau mampu beristirahat selama di sana. Setiap kali aku kembali untuk mengunjungimu, aku selalu mengatakan kau belum bisa pulang. Apa kau ingat itu? Aku tahu jika kau melakukannya, sesuatu yang buruk akan terjadi kepadaku. Aku tahu pasti sangat membosankan bagi anak muda sepertimu,namun aku tak bisa membiarkanmu pulang jika itu berarti akan membahayakan jiwamu. Aku berdoa untukmu setiap hari, namun ia tak pernah pergi dari sisimu. Namun aku pikir kau aman sekarang. Aku menduga ia pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Namun Tomohiko,
jika sesuatu terjadi padamu, segeralah kembali ke kuil. Di sana kau bisa menjadi lebih kuat. Kau tahu itu. Dan ia takkan mampu menyakitimu di sana. Aku hanya bisa berpesan kepadamu, jika kamu merasa kehilangan arah, berpalinglah ke arah Tuhan. Ketika yang kau miliki tinggallah rasa sakit, maka serahkanlah dirimu kepada-Nya. Bukannya aku menginginkan hal-hal buruk terjadi padamu, tidak. Namun jika ini semua ternyata belumlah usai, akan ada banyak kesulitan menanti di depanmu. Kau bertemu banyak orang di kuil, bukan? Makhluk-makhluk yang sangat jahat akan mencoba menyakitimu seperti cara mereka menyakiti orang-orang itu. Mereka takkan pernah melepaskanmu. Mereka merasakan kenikmatan ketika melihat manusia menderita. Walaupun sangat pedih bagiku untuk mengakuinya, namun ada kasus-kasus dimana kami tak berdaya untuk menolong sang korban. Kami ingin menolong mereka, sangat ingin, namun kadangkala semua itu berada di luar batas kemampuan kami. Aku ingin menolongmu, lebih daripada yang lain, Tomohiko. Aku melakukan semua yang aku bisa, tapi waktuku tak panjang lagi. Aku sudah tak bisa lagi merasakan kehadirannya, namun jangan biarkan itu membuatmu lengah. Ia mungkin sedang menunggu waktu yang tepat, dimana kau rapuh, untuk kembali menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Selalu, waspadalah dengan sekitarmu dan jauhi tempat-tempat yang angker, mengerti!
Percayalah padaku akan hal ini! Maafkan aku telah berbohong kepadamu. Aku tahu sangat egois untuk mengatakan semua ini kepadamu setelah aku tiada. Namun selama sisa waktuku, aku akan terus mendoakanmu. Dan jangan pernah kehilangan imanmu pada Tuhan. Jangan pernah!
Tanganku bergetar ketika aku membacanya. Aku mulai merasa mulai dan berkeringat dingin. Jantungku berdetak amat kencang. Apa yang harus kulakukan? Kupikir aku sudah bebas, namun menurut surat ini.... Tiba-tiba aku merasa sedang diawasi. Tapi kemana aku bisa lari? Jikapun aku bersembunyi, bukankah tidak sulit bagi makhluk itu untuk tiba-tiba muncul di hadapanku? Sekali benih keraguan telah ditabur, maka ia akan bersemi. Tidak ada lagi yang dapat kupercaya. Apakah Miss Akagi disakiti oleh makhluk ini? Apakah ini alasan kenapa ia meninggalkan surat ini, untuk memperingatkanku? Apakah semuanya akan kembali seperti semula? Miss Akagi kukuh berbohong hingga akhir hayatnya. Seberapa burukkah ini sampai dia terus menyimpan kenyataan ini hingga napas terakhirnya? Aku tahu banyak orang beranggapan bahwa bertemu hantu itu "keren" atau bahkan konyol. Namun, seperti yang kusampaikan di awal kisahku ini, bahwa semuanya tak telihat seperti di film-film. Mengalami kerasukan atau diikuti oleh sesuatu yang bukan berasal dari dunia ini bukanlah sesuatu yang bisa ditertawakan. Ini bukanlah lelucon. Karena itulah kau tak boleh lengah sedikitpun. Tanganku masih bergetar dan aku tersadar, masih ada satu lembar surat lagi yang belum aku baca. Masih ada satu rahasia lagi. Akupun membaca lembar kedua tersebut.
Dan terakhir, ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu. Ini berada jauh di luar pemahamanku, namun aku pikir kau harus mengetahuinya. Aku tak mengerti dengan sisi psikologis seperti aku mendalami sisi spiritual. Namun ada hal yang harus kau tahu tentang dirimu, sebab aku yakin kau sendiri pasti belum pernah menyadarinya. Orang tuamu mengatakan hal-hal ini kepadaku sebelum kau datang. Mereka sangat khawatir denganmu dan berpikir bahwa mungkin ini alasan kamu mengalami semua ini. Aku ragu akan hal itu, namun mungkin saja itu semua ada kaitannya.
Aku pernah mengatakan bahwa kamu lemah, Tomohiko, dan kamu mungkin tak menyadarinya. Bukan lemah dalam sisi fisik, namun di dalam jiwamu ... ada sesuatu yang kosong dalam dirimu. Entahlah, mungkin engkau kesepian tinggal jauh bersama orangtuamu tanpa ada banyak teman yang bisa kau ajak bicara. Mungkin karena pekerjaanmu, mungkin karena sekolahmu yang berat, atau mungkin karena alasan yang jauh lebih sederhana, karena kau dibesarkan sebagai anak tunggal. Karena itulah kau mungkin membayangkan hal-hal yang sebenarnya tak ada untuk mengisi kekosongan itu. Bukan makhluk itu yang aku maksudkan. Ia bukan sekedar imajinasimu, aku sendiri bisa melihatnya. Namun mungkin alasan kenapa ia bisa merasukimu, karena sisi lain dirimu ini.Mungkin harus kuperjelas. Kau mengatakan memiliki sahabat bernama Ogawa. Namun ketika ibumu menelepon kantormu untuk menyampaikan pengunduran dirimu, bosmu dan rekan-rekan sekerjamu mengatakan hal yang tak mereka duga. Kata mereka, engkau sering berbuat aneh di kantormu. Kau sering berbicara sendiri saat makan siang dan menanyakan pria bernama Ogawa, yang mereka sendiri tak kenal. Kau mengaku bahwa Ogawa yang membawa Hayashi ke rumahmu, namun kenyataannya orang tuamu mengatakan bahwa Hayashi datang sendirian malam itu karena kau sendiri yang memanggilnya. Beberapa hari setelah kau pulang, kau menyambut seseorang di pintu. Seseorang yang orang tuamu tak bisa lihat, namun kau tetap bercakap-cakap dan bercanda dengannya. Orang tuamu hanya mengikuti permainanmu, menganggap bahwa Ogawa itu ada, bahkan mengatakan bahwa ia sesekali mengunjungi rumah. Semua itu hanya agar kau tak kehilangan kewarasanmu. Namun aku harus jujur kepadamu, sebab mungkinjika kau sadar akan semua ini, maka kau bisa mencoba lebih tegar dalam menghadapi hidupmu. Tomohiko, kaulah Ogawa.
TAMAT
Comments
Post a Comment