Skip to main content

REAL (chap 2)

Aku tak begitu ingat apa yang terjadi setelah itu. Yang kutahu, aku sudah berjalan menuju sebuah supermarket dekat stasiun. Aku lega begitu melihat masih ada banyak orang di sana. Namun aku masih tak bisa melepaskan pikiranku terhadap apa yang baru saja terjadi. Sebagian dari diriku merasa marah, sebab rumahku diinvasi oleh sesosok makhluk mengerikan. Sementara sebagian lain dari diriku mencoba tenang untuk mengingat, apakah aku tadi mengunci kamar apartemenku atau tidak. Aku terlalu takut untuk pulang ke rumah dan memutuskan menghabiskan malam di supermarket itu hingga pagi. Aku pulang ketika fajar telah menyingsing dan melihat kondisi di dalam kamarku. Makhluk itu telah lenyap. Aku kembali pergi keluar, mencoba menenangkan diri dengan meneguk sekaleng kopi dari vending machine. Aku mulai berpikir, apa tadi malam aku benar-benar melihat sesuatu, ataukah itu hanya khayalanku saja setelah lelah bekerja seharian? Hal-hal seperti itu mustahil terjadi kan? Matahari semakin merangkak naik ke atas ketika aku menghabiskan kopiku. Langit yang terang benderang memberikanku kepercayaan diriku dan akupun masuk kembali ke kamarku. Aku tak melihat apapun sebab tirai jendela kamarku masih tertutup. Namun ketakutanku menjadi nyata. Apa yang terjadi tadi malam bukanlah khayalanku. Makhluk itu meninggalkan jejak. Tempat dimana makhluk itu tadi malam berdiri tampak sangat kotor, seperti tertutup oleh lumpur yang berbau sangat menyesakkan. Jejak itu telihat seperti bekas kaki. Semua itu membuktikan bahwa makhluk yang kulihat tadi malam benar-benar ada. Aku terhuyung mundur karena rasa takut. Telapak tanganku mulai berkeringat. Aku mulai menekan tombol lampu untuk menerangi ruangan, namun itu hanya membuatku menyadari sesuatu yang tak kalah mengerikan. Terdapat jejak lumpur yang sama di tombol lampu, yang kini mengotori jari tanganku yang tadi kugunakan untuk menekannya. Untuk sesaat aku merasa putus asa. Namun aku kemudian menyadari, tak ada yang bisa kulakukan sekarang, jadi sebaiknya aku menghadapinya saja. Aku yang membawa "dia" ke sini, jadi ini adalah tanggung jawabku sendiri. Kupikir aku adalah contoh yang baik dari seseorang bergolongan darah AB: aku bisa menjadi orang yang kurang bertanggung jawab,namun aku selalu memiliki cara untuk mengatasi masalah. Aku mencuci semua kotoran itu dan pergi mandi. Bagaimanapun menakutkan pengalaman tadi malam, tetap saja aku harus bekerja pagi ini. Jadi walaupun aku kurang tidur tadi malam, aku tetap bersiap-siap untuk berangkat kerja. Oya, bau itu ... aku melupakan bau menyengat di kamarku. Aku tetap saja tak bisa menyingkirkan bau memuakkan itu. Namun aku harus segera mengejar waktu untuk berangkat kerja, jadi aku berpikir lebih baik mengatasi masalah itu setelah pulang.
Di kantor, aku berusaha sebaik mungkin untuk melakukan pekerjaanku dengan normal. Namun aku tahu satu hal, aku harus berbicara dengan Ogawa. Ia yang memberitahuku tentang segala proses untuk memanggil arwah itu. Jadi, mungkin ia bisa memberikan sedikit nasehat. Aku baru bisa berbicara dengannya saat makan siang, namun ia tak bisa memberikan informasi baru kepadaku. Ia hanya mengatakan hal-hal yang sudah kuketahui. Inilah percakapanku dengannya saat itu.
"Hei, kau tahu tentang hal yang pernah kau katakan padaku," aku duduk di sampingnya, "Ketika kau berdiri di cermin, membungkuk sedikit, dan menoleh, kemudian hal yang menakutkan terjadi dan membuat apartemenmu berbau busuk? Nah, aku melakukannya dan hal itu benar-benar terjadi."
"Hah? Apa yang kau maksud?" Ogawa bahkan tampak tak memperhatikan apa yang baru saja aku katakan.
"Aku serius! Sesuatu, entah itu roh atau apa, datang setelah aku melakukan apa yang kau katakan." "Oh. Oke, kurasa aku tak ingat pernah mengatakannya." Ia bahkan sama sekali tak menoleh ke arahku dan terus menatap makanannya sambil mengunyah, seolah ia mengatakannya hanya untuk mengusirku.

"Berhentilah bermain-main denganku!" aku memukul meja dengan telapak tanganku. "Ada sesuatu yang sangat menakutkan berdiri di dalam rumahku tadi malam!" "Aku sama sekali tak tahu apa yang kau katakan!" ia bersikeras, matanya tampak menyipit karena kesal. "Dan aku juga tak tahu apa yang terjadi!" Apapun yang kukatakan, tampaknya tidak ada yang membuatnya serius menanggapiku. Aku tahu, jika aku tak bisa membuatnya mempercayaiku, maka aku takkan mampu memperbaiki semua ini. Jadi aku ceritakan semua yang terjadi tadi malam. Ogawa awalnya tak mempercayaiku, namun ketika aku menyelesaikan ceritaku, akhirnya ia mulai menganggap ceritaku serius. Ia setuju untuk datang ke apartemenku sepulang kerja. Kami melanjutkan hari kami di kantor dengan bekerja, seolah tak terjadi apapun. Namun sepanjang hari itu, yang bisa kupikirkan hanyalah pulang dan membereskan semua masalah ini. Ketika kami sampai di apartemenku, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku membuka pintu depan, dan kami langsung diserang dengan bau busuk yang kucium tadi pagi. Aku dengan bodohnya meninggalkan rumah dengan jendela tertutup dan dengan suhu ruanganku yang hangat, aroma itu hanya bertambah buruk. Akhirnya, aku berhasil membuat Ogawa percaya kepadaku. Namun yang ia katakan hanyalah, "Apa-apaan ini?" Aku menduga ia akan memiliki suatu rencana untuk membantuku, namun nampaknya aku terlalu berharap. Ia hanya mengatakan bahwa aku harus "disucikan" dan ia akan mencari orang yang bisa membantuku. Ia seolah hendak melarikan diri dari tanggung jawab, secara harfiah, ketika ia meninggalkanku sendirian di kamarku. Akupun sendirian kembali. Kini harapanku hanyalah semoga salah satu kenalannya mampu membantu keluar dari semua masalah ini. Aku sama sekali tak ingin tidur di kamar apartemenku malam ini karena bau ini, jadi aku akhirnya bermalam di sebuah hotel kapsul. Aku tak tahu apakah aku mampu tinggal di sana lagi.Hari berikutnya, aku memutuskan membolos kerja dan mengunjungi sebuah kuil. Aku mengatakan pada biksu di sana tentang apa yang terjadi denganku, namun tampaknya ia tak mampu menolongku. "Saya tidak dilatih untuk hal-hal seperti ini." Ia masih mencoba untuk ramah, "Sudahkah anda berpikir untuk libur sebentar? Mungkin anda hanya mengalami strees dan butuh waktu untuk menenangkan diri."" Aku pergi ke hampir semuakuil terkenal di penjuru Tokyo, namun apa yang mereka katakan semua hampir sama. Aku akhirnyakelelahan dan siap untuk menyerah. Aku memutuskan untuk pulang ke Saitama, kampung halamanku, yang letaknya tak jauh dari Tokyo. Aku pulang tak hanya untuk bertemu orang tuakusaja. Aku kesana karena aku mengenal seorang biarawati bernama Miss Akagi. Aku tak bisa memikirkan orang lain yang bisa membantuku selain beliau. Aku akan menceritakan tentangnya agar lebih masuk akal bagi kalian. Ibuku berasal dari Nagasaki, dan begitu pula nenekku. Aku tak tahu, mungkin karena perang atau apa, namun nenekku adalah seorang penganut Buddha yang amat taat. Beliau rajin pergi ke kuil seminggu sekali dan di kuil itulah tinggal Miss Akagi. Beliau di sana bertindak sebagai kepala biara, atau biksuni, atau apapun kalian ingin menyebutnya. Aku hanya pernah bertemudengan Miss Akagi beberapa kali, namun aku tahu bahwa aku bisa mempercayai beliau. Miss Akagi bahkan cukup terkenal di daerah itu. Walaupun di luar sana mungkin banyak dukun2 palsu dan sebagainya, namun ketika kau melihat seperti apa Miss Akagi, kalian akan tahu bahwa kemampuan beliau adalah sungguhan.

Comments

Popular posts from this blog

Kangen Ibu

Malam ini adalah malam hari raya Idul Adha. Takbir bergema dimana-mana termasuk masjid depan rumah. Semua terlihat ramai, bergembira menyambutnya. Temen-temen banyak pulang kampung juga karena liburan yang lumayan lama sabtu-senin, mayanlah 3 hari. Merasakan hangatnya berkumpul dengan keluarga mereka. Entah kenapa malam ini gema takbir membuatku kangen dengan almh.ibu.. ibu sudah kembali ke tempat Allah yang kuharap adalah tempat terindah di sisi-Nya. Beliau meninggal tepat dibulan September 2012, dibulan yang sama dengan sekarang yaitu September 2016. 4 tahun sudah hariku tanpa beliau. Ibu adalah wanita terhebat yang ada dalam hidupku. Wanita tegar, sahabat, wanita tercantik, chef terhebat, guru terbaik untukku. Aku rindu bau masakkanmu yang selalu tercium sedap dari halaman depan rumah setiap pulang sekolah buk.. Rindu tidur dipelukkanmu, rindu usapan tanganmu dikepalaku, rindu mie instan buatan ibu khas untuk sarapanku yang entah kenapa selalu terasa istimewa dilidahku. Ibu

Orang Terdekatku

Hari ini aku ingin memperkenalkan keluarga keduaku. Mereka saudari, sahabat, rekan kerja dan teman saya tercinta. Kami yang disatukan oleh takdir Allah. saling mengingatkan dalam semua hal kebaikkan, mengingatkan sholat, saling berbagi susah, senang, sandaran, makanan, minuman, uang, bahkan sandal. Saling bantu pekerjaan, tidur, PKUZ ulangi inputan bareng-bareng, melakukan hal gila bersama. :) Diatas ada mbak Amel, dia sudahku anggap seperti saudariku sendiri, kakak perempuanku. Orangnya baik, islamnya kaffah, anaknya rame. Dia sendiri temen MTS nya suamiku. Dia dikantor bagian faktur. Kami setiap bulan rutin melakukan perjalanan keluar kota bersama sampai sampai tak jarang kami harus kesasar bareng. Dia juga sering membantuku jika ada masalah di program komputer. Jalan-jalan bareng, cari-cari masjid yang bagus berdua. Kemudian, disini ada khanifatul atau ifa, dia bagian kasir. Dia anaknya asik. Seneng jajan, apalagi waktu kami ke bank. Tiada hari tanpa yang namanya jajan.. Entah itu s

Pengalaman Ruqiah Mandiri

https://m.youtube.com/watch?v=uvTzEOohK2E Diatas adalah link download ruqiah mandiri 7 menit bersama ustd. Adam Amrullah. Saya mau bercerita sedikit tentang pengalaman saya mencoba ruqiah mandiri. biasanya dikantor jam sore setelah sholat ashar itu agak santai buat kami.(saya, amel& ifa). Iseng-iseng mbak amel menunjukkan video yang ditandai suaminya lewat facebook, mungkin gara-gara saya beberapa bulan ini lagi cari-cari info masjid di semarang yang ngadain ruqiah masal tapi gak nemu-nemu, jadinya saya langsung tertarik melihat video yang ditunjukkan, maka bersiaplah kami menonton video tersebut. Ada mbak ifa sebelah kiri, ditengah mbak amel dan saya di samping kanan mereka. Kami ndeprok/duduk dilantai seketika dengan menyiapkan plastik jikalau sampai kami tiba-tiba muntah.(karena baru dengar pengarahannya saja saya sudah merasakan pusing). Pertama ada pengarahan singkat dari ustd.Adam, seperti mengusap-usap perut dan dada saat pembacaan ayat suci dengan khusyuk, kemudi